Judul buku: Palestines Children, Kisah Perjuangan Hidup Anak-Anak Palestina
Penulis: Ghassan Kanafi
Penerbit: Navila, Yogyakarta
Cetakan: Pertama, 2011
Tebal buku: 299 halaman
Adakah bangsa yang lebih sering melihat peperangan daripada Palestina? Agaknya tidak ada satupun bangsa di dunia ini yang lebih sering melihat peperangan daripada Palestina. Betapa tidak, sejak abad pertengahan bahkan hingga saat ini Palestina tidak pernah sepi dari peperangan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa tujuan hidup masyarakat Palestina tidak lain adalah untuk perang.
Lantas bagaimana kehidupan anak-anak di negri yang berjuluk tanah suci itu? Karya Ghassan Kafani yang berjudul Palestines Children, Kisah Perjuangan Hidup Anak-Anak Palestina sangatlah respresentatif untuk menggambarkan hal itu. Berbekal pergumulan hidupnya—menjadi guru di kamp-kamp pengungsian selama perang Israel-Palestina berkecamuk—Kafani mencoba menceritakan kepada kita bagaimana pilu, duka, miris, dan besarnya perjuangan hidup anak-anak Palestina.
Kisah-kisah anak-anak Palestina yang disuguhkan dalam buku setebal 299 halaman ini sungguh luar biasa. Kecamuk perang Israel-Palestina telah membuat bumi Palestina luluh lantak. Kota-kota menjadi lumpuh, banyak anak menjadi yatim dan permpuan yang menjadi janda. Tetapi, semua itu tidaklah membuat anak-anak Palestina menjadi patah semangat.
Dengan bernas dan lincah Kafani menceritakan meski di tengah ancaman perang yang berkecamuk dan dentuman bom yang menakutkan, semangat anak-anak Palestina untuk memperjuangkan hak asasi mereka untuk mendapatkan kemerdekaan tetap berkobar.
Diceritakan bahwa ada seorang ibu di kamp yang dengan bangga mengutus putra-putra mereka untuk begabung dengan para tentara, ada juga seorang dokter yang dengan bangga membatu para korban hingga ikut menjadi korban keganasan tentara Israel, ada juga seorang anak yang meminjam senapan ayahnya untuk ikut berjuang bersama dengan tentara-tentara lainya.
Israel mungkin bisa membunuh masyarakat Palestina. Israel mungkin bisa menghanguskan atau menghancurkan bumi Palestina. Tetapi, sampai kapanpun, Israel tidak akan pernah bisa menyurutkan cita-cita kemerdekaan rakyat Palestina. Semboyan itulah yang mengalir dalam darah anak-anak Palestina. Keyakinan anak-anak Palestina itulah yang ingin dikatakan oleh Kafani dalam buku ini.
Di sisi lain, sudah jamak bagi kita, bagaimana Israel telah mebombardir Palestina yang nyaris tanpa balas (setimpal). Pemberitaan tentang duka bangsa Palestina begitu massif diberitakan diberbagai media massa, baik cetak maupun elektronik.
Namun, sayangnya semua itu terkesan sia-sia. Terkesan hal itu hanya menjadi tontonan belaka yang sama sekali tidak menggugah rasa kemanusian kita. Betapa tidak, bahkan organisasi perdamaian internasional seperti PBB pun tidak tergerak melihat fenomena penyembelihan hak asasi manusia di Palestina.
Melihat hal itu, agaknya menjadi sangat penting bagi kita untuk membaca secara mendalam novel Kafani ini.
Cerita-cerita Kafani dalam novel ini sangat meyentuh perasaan, menggugah serta mengharukan hati para pembacanya. Setidaknya dengan membaca novel ini, diharapkan empati masyarakat dunia terhadap derita bangsa Palestina akan semakin berkobar dan membantu proses perdamaian di bumi Palestina. Amin.
Terima Kasih
1 Komentar:
:(( sedih
by Bin Hakim
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!