Bismillah
Ditulis dan dibagi dengan nama Allah,
Sebuah renungan suci bagi yang dianugerahi keluasan rizki.
Sehingga
berpikir bahwa ibadah haji dan umrohnya harus terus diulang-ulang,
sementara masih banyak gelandangan mengais-ngais makanan dari tempat
sampah, kaum papa yang tidak mampu berobat, bayi-bayi yang kekurangan
gizi dan lain-lain yang terkait dengan ketidaksejahteraan
saudara-saudaranya.
Adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin Mubarak al-Hanzhalial al Marwazi, yang lahir tahun118
H/736 M. Ia ahli hadist, seorang petapa yang termasyhur,ahli dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain dibidang gramaika dan
kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi
bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang
terletak ditepi sungai Eufrat pada tahun 181H/797 M.
Abdullah bin Mubarak berkata:
Aku adalah seorang yang sangat suka menunaikan ibadah haji.
Bahkan setiap tahun aku selalu berhaji. Pernah pada suatu hari, seperti
biasanya setiap aku akan menunaikan ibadah haji, aku mempersiapkan
segala sesuatu untuk keperluan keberangkatanku.
Aku
pergi ke pasar unta dengan membawa lima ratus dinar untuk membeli
seekor unta untuk perjalanan hajiku. Ternyata uangku tidak cukup untuk
membeli seekor unta. Maka aku pulang kembali ke rumah.
Namun di tengah perjalanan, aku melihat seorang wanita sedang berdiri di tempat sampah. Dia mengambil bangkai seekor ayam dan membersihkan bulu-bulunya, tanpa menyadari kehadiranku di dekatnya.
Aku menghampirinya dan berkata kepadanya, “Mengapa engkau melakukan ini, wahai hamba Allah?”
Wanita itu menjawab,
“Tinggalkan aku, dan urus saja urusanmu sendiri! Daging ini haram untukmu tetapi halal untukku”
Aku berkata, “Demi Allah, beritahukan kepadaku keadaanmu yang sebenarnya!”
Wanita itu berkata,“Baiklah, akan kukatakan keadaanku yang sebenarnya karena engkau telah memaksaku dengan bersumpah atas nama Allah. Ketahuilah!
Sesungguhnya aku adalah wanita Alawiyyah (keturunan nabi SAW). Aku
mempunyai tiga orang anak kecil dan suamiku telah meninggal dunia.
Sudah tiga hari ini, aku dan anak-anakku belum makan apa-apa. Aku sudah
mencari sesuap nasi kemana-mana demi tiga orang anakku, namun aku tidak
menemukannya selain bangkai ayam ini. Maka aku akan memasak bangkai ini karena ia halal untuk aku dan anak-anakku.”
Ketika
aku mendengar apa yang dikatakan wanita itu, sungguh bulu kudukku
langsung berdiri tegak, hatiku terasa tersayat-sayat oleh derita mereka.
Aku berkata dalam hati,
“Wahai Ibnu Mubarak, HAJI MANA yang lebih mulia daripada menolong wanita ini?”
Kemudian aku berkata kepada wanita itu,
“Wahai
wanita Alawiyyah, sesungguhnya bangkai ayam ini telah diharamkan
untukmu. Bukalah bungkusanmu, aku ingin memberimu dengan sedikit
pemberian.”
Lalu wanita itu mengeluarkan sebuah bungkusan dan aku pun menumpahkan semua uang dinarku ke dalam bungkusan itu.
Wanita
itu langsung berdiri tergesa-gesa karena bahagia dan dia mendoakan
kebaikan untukku. Kemudian aku pulang ke rumah, sementara keinginanku
untuk pergi haji sudah pupus. Lalu aku menyibukkan diri dengan banyak
istighfar dan beribadah kepada Allah. Rombongan haji pun mulai berangkat
ke Baitullah.
Dikisahkan bahwa rombongan haji itu telah melihat Ibnu Mubarak, di Mekkah.
Dalam mimpinya Ibnu Mubarak bertemu Rasulullah SAW datang dan bersabda padanya: “:
“Wahai Ibnu Mubarak, engkau telah memberikan uang dinarmu kepada salah seorang keturunanku. Engkau
telah melapangkan kesusahannya dan engkau telah memperbaiki kondisinya
dan anak-anaknya. Maka Allah telah mengutus malaikat dalam rupamu.
Malaikat itu menunaikan haji untukmu setiap tahun. Dan pahala untukmu
akan mengalir terus hingga hari kiamat.” Aku pun terbangun dari tidurku. Aku bersyukur dan memuji kepada Allah atas segala karunia-Nya kepadaku”.
Alangkah
bahagianya Abdullah bin Mubarak Allah tetap menghajikannya dengan
menggantikan untuknya seorang malaikat yang akan menghajikannya setiap
tahun.
Maha
benar Allah yang tidak menyia-nyiakan amalan hambanya. Ia telah
membahagiakan Rasulullah SAW karena menolong keturunannya. Tentulah kita
juga akan sangat berterima kasih ketika seseorang menolong keturunan
kita atau anak kita kepada orang yang telah menolong itu. Dan siapa yang
membahagiakan Rasulullah SAW, maka ia telah membahagiakan Allah SWT.
Ternyata Allah memerintahkan Malaikat untuk menghajikan dia setiap tahun.
Maaf kalau tulisan ini keterlaluan
Maaf kalau tulisan ini keterlaluan
Terima Kasih
0 Komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!