Mirza Ghulam Ahmad - Akias Syaikh Muhammad Yusuf Al-Banuri, ahli Hadits di 
Karachi Pakistan, dalam kata pengantar buku Manzhur Ahmad Chinioti 
Pakistani, 
Keyakinan Al-Qadiani, LPPI, 2002, hal xxii menjelaskan bahwa 
Mirza Ghulam Ahmad menyampaikan beberapa pengakuan palsu secara 
bertahap :
- Pertama, ia mengaku sebagai mujaddid (pembaru).
- Kemudian ia mengaku sebagai nabi yang tidak membawa syari’at.
- Kemudian ia mengaku sebagai nabi dan rasul membawa syari’at, menerima wahyu seperti Al-Qur’an dan menerapkannya kepada dirinya.
- Setelah itu ia mengikuti cara-cara kebatinan dan zindiq (kufur) dalam ungkapan-ungkapannya. Ia mengikuti cara-cara Baha’i dalam mengaburkan ucapannya.
- Kemudian ia mulai meniru mu’jizat penutup para nabi, Nabi Muhammad SAW.
- Lalu menjadikan masjidnya sebagai Masjid Al-Aqsha, dan desanya sebagai Makkah Al-Masih.
- Ia jadikan Lahore sebagai Madinah, dan menara masjidnya diberi nama menara Al-Masih.
- Ia membangun pemakaman yang diberi nama pemakaman al-jannah, semua yang dimakamkan di sana adalah ahli syurga.
Cukuplah jelas apa yang ditegaskan Nabi Muhammad SAW: “Kiamat tidak akan tiba 
sebelum dibangkikannyat para dajjal pendusta yang jumlahnya hampir tiga 
puluh orang. Setiap mereka mendakwakan bahwa dirinya adalah Rasul 
Allah.” (HR Al-Bukhari dan Muslim). 
Matinya Ghulam Ahmad 
Hartono Ahmad Jaiz pernah bertanya kepada dr. Hasan bin Mahmud Audah, mantan 
orang kepercayaan Khalifah Ahmadiyah ke-4 Thahir Ahmad, yang sudah 
kembali ke Islam. “Apakah benar, nabinya orang Ahmadiyah, 
Mirza Ghulam 
Ahmad yang lahir di India 15 Februari 1835 dan mati pada 26 Mei 1906, 
itu matinya di kakus (WC)?
Kemudian dr. Hasan bin Mahmud Audah pun menjawab,“Ha…, ha…, haa… itu tidak 
benar. 
Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa ke WC. dia meninggal di tempat 
tidur. Tetapi berminggu-minggu sebelum matinya dia berak dan kencing di 
situ. Jadi tempat tidurnya sangat kotor seperti WC. Karena sakitnya itu,
 sampai-sampai dalam sehari dia kencing seratus kali. 
Makanya, 
tanyakanlah kepada orang Ahmadiyah, maukah kamu mati seperti nabimu?” 
Dr Hasan bin Mahmud Audah adalah mantan Muballigh Ahmadiyah dulunya dekat 
dengan Thahir Ahmad (Khalifah Ahmadiyah) yang mukim di London. 
Pertanyaan di atas diajukan Hartono Ahmad Jaiz seusai berlangsungnya 
Seminar Nasional tentang Kesesatan Ahmadiyah dan Bahayanya yang 
diselenggarakan LPPI di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad 11 Agustus 2002. 
Selain masalah kematiannya yang menjijikkan, Mirza Ghulam Ahmad menurut Audah 
punya dua penyakit: jasmani dan akal. 
Sakit jasmaninya sudah jelas, 
berminggu-minggu menjelang matinya tak bisa beranjak dari tempat tidur, 
hingga kencing dan berak di tempat tidurnya. 
Adapun sakit akalnya, Mirza Ghulam Ahmad mengaku menjadi Maryam, lalu karena 
Allah meniupkan ruh kepadanya, maka lahirlah Nabi Isa. dan yang dimaksud
 dengan Nabi Isa itu tak lain adalah diri Mirza Ghulam Ahmad itu 
sendiri.
“Apakah tidak sakit akal itu namanya,” ujar dr Hasan Audah yang dulunya 
mempercayai Mirza Ghulam Ahmad, sehingga sempat membeli sertifikat 
kuburan surga di Rabwa. 
Ahmadiyah Kafirkan Umat Islam.
Seorang Muslim yang tidak percaya akan da’wah pengakuan Ghulam Ahmad sebagai 
“nabi” dan “rasul”, maka orang Muslim itu dikafirkan oleh Mirza Ghulam 
Ahmad dengan aneka ucapannya dan ucapan pengikutnya. 
Bahkan ucapan yang dinisbatkan kepada Allah swt dalam Kitab Tadzkirah Wahyu 
Muqoddas, wahyu suci yang dianggap dari Allah kepada Mirza Ghulam Ahmad. 
Berikut nukilan kitab tadzkirah mereka : 
- Sayaquulul ‘aduwwu lasta mursalan. Musuh akan berkata, kamu bukanlah (orang yang) diutus (oleh Allah). (Tadzkirah, halaman 402).
- Lalu perkataan Mirza Ghulam Ahmad: Seseorang yang tidak beriman kepadaku, ia tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. (Haqiqat ul-Wahyi, hal. 163).
- “Sikap orang yang sampai da’wahku kepadanya tapi ia tak mau beriman kepadaku, maka ia kafir. (S.k. al-Fazal, 15 Januari 1935).
- Basyiruddin, adik Mirza Ghulam Ahmad, berkisah: “Di Lucknow, seseorang menemuiku dan bertanya: “Seperti tersiar di kalangan orang ramai, betulkah anda mengafirkan kaum Muslimin yang tidak menganut agama Ahmadiyah?” Kujawab: “Tak syak lagi, kami memang telah mengafirkan kalian!” Mendengar jawabanku, orang tadi terkejut dan tercengang keheranan.” (Anwar Khilafat, h. 92).
- Ucapannya lagi: “Barangsiapa mengingkari Ghulam Ahmad sebagai ‘nabi’ dan ‘rasul’ Allah, sesungguhnya ia telah kufur kepada nash Quran. Kami mengafirkan kaum Muslimin karena mereka membeda-bedakan para rasul, mempercayai sebagian dan mengingkari sebagian lainnya. Jadi, mereka itu kuffar!” (S.k. al-Fazal, 26 Juni 1922).
- Katanya lagi: “Setiap orang yang tidak beriman kepada Ghulam Ahmad, maka dia kafir, keluar dari agama walaupun dia Muslim, walaupun ia sama sekali belum mendengar nama Ghulam Ahmad”. (Ainah Shadaqat, h. 35).
- dan Basyir Ahmad meningkahi ucapan abang kandungnya: “….. Setiap orang yang beriman kepada Muhammad tapi tidak beriman kepada Ghulam Ahmad, dia kafir, kafir, tak diragukan lagi kekafirannya”.
 Naudzu billah min dzallik
Sumber : Indotainmen
Terima Kasih
 


























1 Komentar:
ditunggu ya gan topik" selanjutnya :)
trim'Z..
by Bin Hakim
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!