Siapa yang tidak kenal catur? Masyarakat di berbagai belahan dunia mengenal permainan yang menggunakan papan berselang-seling hitam dan putih itu. Bermain catur dipercaya menjadi salah satu cara meningkatkan kemampuan otak.
Terlepas dari ukuran dan tampilannya, catur dapat dimainkan dengan
berbagai aturan yang bervariasi. Bagaimana asal muasal, bentuk, dan
siapa yang pertama kali menemukan catur masih menjadi misteri. Catur
diduga berasal dari India atau Persia sekitar 600 Masehi. Pada abad
ke-14, Ibnu Khaldun mengasosiasikan catur dengan orang bijak dari India
bernama Sassa bin Dahir.
Permainan kuno serupa catur di India disebut chaturanga yang
artinya "Memiliki empat anggota tubuh". Kemungkinan, hal itu merujuk
pada empat cabang tentara India yang terdiri atas gajah, penunggang
kuda, kereta tempur, dan infanteri. Tidak seperti catur di masa sekarang
yang terdiri atas papan dengan 12x12 kotak, chaturanga terdiri atas
delapan kali delapan kotak. Chaturanga menjadi cikal bakal catur seperti
yang kita kenal sekarang.
Sebuah manuskrip Persia abad ke-14 menjelaskan, seorang utusan
India membawa permainan "catur" ke pengadilan Persia. Catur itu kemudian
dibawa ke Spanyol oleh orang Arab. Namun, sebelum mencapai daratan
Eropa, masyarakat Persia telah memodifikasi permainan itu menjadi
chatrang. Saat bersentuhan dengan Arab, namanya menjadi shatranj.
Pada saat itu, bidak yang dimainkan adalah Syah sebagai raja dan
Firzan sebagai jenderal yang kemudian berubah menjadi ratu di permainan
modern. Fil adalah gajah yang kemudian bertransformasi menjadi menteri,
Faras atau kuda, Rukh atau kereta tempur yang berubah menjadi istana
atau benteng, dan Baidaq atau pion.
Perubahan terbesar aturan bermain catur, yakni dulu orang-orang
menggunakan dadu. Mereka melempar dadu sebelum bermain. Dalam filsafat
Hindu di India, melempar dadu sama dengan melempar kesempatan yang
berarti sebuah cara berkomunikasi dengan kosmos dan para dewa.
Referensi tertulis sebelum masa Islam mengenai permainan ini
terdapat di Persia sekitar 600 Masehi. Tulisan ini menyebutkan catur dan
periode terakhir penguasa Sasanid di Iran (224-651 Masehi). Buku
Karnamak-i Ardeshir-i Papakan(Perbuatan Ar des hir di Papakan) menyebut
permainan chatrang sebagai salah satu pencapaian budaya tersendiri bagi
Ardeshir sebagai pangeran muda.
♦♦♦
Permainan catur sangat populer di masyarakat. Begitu juga di
kalangan bangsawan, terutama khalifah Abbasiyah sangat menyenanginya.
Mereka yang sangat mahir bermain catur di masa itu adalah al-Suli,
al-Razi, al-Aadani, dan Ibnu al-Nadim. Banyak orang yang berpikir
permainan ini adalah permainan baru, padahal sudah ada sejak ribuan
tahun lalu. Al-Suli menulis banyak catatan mengenai aturan dan strategi
bermain. Catatannya pun tersebar di seluruh negeri Muslim.
Sebuah buku berjudul Book of the Examples of Warfare in the game of Chess
yang ditulis pada 1370 untuk pertama kali memperkenalkan permainan
catur yang disebut "Kepala Biara Buta dan Biarawatinya". Seorang musisi
dan pelopor Ziryab membawa catur ke Andalusia pada abad ke-9. Kata
skakmat berasal dari Persia shahmat yang berarti "raja telah kalah".
Dari Andalusia, permainan menyebar di tengah-tengah kaum Kristen
Spanyol dan Mozarab hingga mencapai bagian utara dan selatan Spanyol.
Catatan Eropa pertama yang menyebut soal catur ditemukan pada 1058.
Ketika itu, Countess Ermessind dari Barcelona menghadiahkan bidak catur
kristal agar diletakkan di Gereja St Giles di Nimes.
Terima Kasih
6 Komentar:
informasi yang sangat bagus sob,
by Bin Hakim
nice artikelnya gan
by Bin Hakim
thank's gan atas informasinya
by Bin Hakim
saya suka sob informasimu bagus
by Bin Hakim
nice gan informasinya
by Bin Hakim
informasi yang sangat bagus. lanjut terus sob,
by Bin Hakim
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!