Sebagian orang percaya tumbuhan mampu menunjukkan reaksi terhadap 
terpaan cahaya. Bagaimana dengan rangsangan suara? Penelitian yang 
dilakukan Monica Gagliano dan timnya dari Western Australia University, 
menemukan tanaman mampu bereaksi terhadap suara dengan frekuensi 
tertentu.
Seperti dilansir Internastional Business Times, penelitian tersebut 
bertujuan untuk memperlihatkan akar tanaman muda yang bereaksi terhadap 
jenis suara tertentu.
"Saya bekerja satu hari di kebun tanaman rempah-rempah dan mulai bertanya, mungkin tanaman juga sensitif terhadap suara. Jadi, saya memutuskan untuk mencari tahu," ujar Monica Gagliano.
Dalam penelitian tersebut, Monica Gagliano yang dibantu Daniel Robert dari Bristol University dan Stefano Mancuso dari Florence Universty, menemukan akar jagung muda mampu menunjukkan interaksi seolah-olah mengeluarkan bunyi klik.
"Saya bekerja satu hari di kebun tanaman rempah-rempah dan mulai bertanya, mungkin tanaman juga sensitif terhadap suara. Jadi, saya memutuskan untuk mencari tahu," ujar Monica Gagliano.
Dalam penelitian tersebut, Monica Gagliano yang dibantu Daniel Robert dari Bristol University dan Stefano Mancuso dari Florence Universty, menemukan akar jagung muda mampu menunjukkan interaksi seolah-olah mengeluarkan bunyi klik.
Akar jagung muda yang dimasukan ke dalam air juga mampu memberikan 
reaksi begrerak condong ke arah sumber suara yang terus-menerus 
dipancarkan pada frekuensi 220Hz.
Tidak hanya itu, ilmuwan juga menemukan bahwa tanaman juga mampu berkomunikasi dengan tumbuhan lain dengan mengeluarkan zat kimia khusus.
"Semua orang tahu tanaman bereaksi terhadap cahaya dan ilmuwan juga mengetahui bahwa tanaman menggunakan bahan kimia yang mudah menguap untuk berkomunikasi satu sama lain ketika ada bahaya. Seperti pendekatan herbivora misalnya," jelasnya
Penelitian sebelumnya mengenai reaksi tanaman ini telah dikemukan oleh Lyall Watson, seorang ahli botani asal Afrika Selatan pada bukunya yang berjudul Supernature di 1973. Watson ketika itu mengklaim tanaman memiliki emosi.
Tidak hanya itu, ilmuwan juga menemukan bahwa tanaman juga mampu berkomunikasi dengan tumbuhan lain dengan mengeluarkan zat kimia khusus.
"Semua orang tahu tanaman bereaksi terhadap cahaya dan ilmuwan juga mengetahui bahwa tanaman menggunakan bahan kimia yang mudah menguap untuk berkomunikasi satu sama lain ketika ada bahaya. Seperti pendekatan herbivora misalnya," jelasnya
Penelitian sebelumnya mengenai reaksi tanaman ini telah dikemukan oleh Lyall Watson, seorang ahli botani asal Afrika Selatan pada bukunya yang berjudul Supernature di 1973. Watson ketika itu mengklaim tanaman memiliki emosi.
Bahkan kabarnya, emosi tanaman tersebut dapat didaftarkan pada alat 
pendeteksi kebohongan. Klaim Watson itu tampaknya segera ditekuk oleh 
temuan Gagliano dan timnya. Hasil penelitian terbaru ini akan 
diterbitkan pada jurnal Trend Internasional dalam Plant Science.
Sumber : Okezone

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!