Politik uang tampaknya tidak mudah diberantas, terutama saat  pemilihan kepala daerah (pilkada). Hal ini diakui oleh ketua Mahkamah  Konstitusi, Mahfud MD. "Kalau sistemnya seperti ini politik uang tak  bisa dihilangkan," kata Mahfud usai menutup acara Pekan Konstitusi  bertema "UUD 1945, Amandemen, dan Masa Depan Bangsa", Jumat (3/2).
Selain politik uang, menurut Mahfud, masalah lain terkait pilkada  adalah diskriminasi promosi bagi pegawai pemerintahan daerah. "Pegawai  yang tidak mendukung incumbent dipecat. Kalau incumbent kalah, pegawai  yang mendukung dia juga dipecat oleh yang menang," katanya.
Persoalannya, lanjut Mahfud, hal-hal seperti itu tidak dapat  dijadikan dasar untuk membatalkan hasil pilkada. Oleh karena itu, perlu  dipikirkan sistem pemilihan kepala daerah yang lebih baik.
Sebelumnya Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Masdar  Farid Mas'udi di dalam forum dialog Pekan Konstitusi menyatakan,  demokrasi di Indonesia "dibajak" oleh kemiskinan rakyat. "Kemiskinan  membuat rakyat menjual suaranya. Akibatnya, wakil rakyat tidak merasa  mewakili karena sudah membeli," katanya.
 Sedangkan Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic  Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi menyatakan memang ada yang salah dengan  sistem ketatanegaraan di Indonesia. 
Demokrasi di Indonesia, menurutnya, jauh dari nilai-nilai dasar Pancasila yang merupakan menjadi dasar negara ini. "Bukannya Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi keuangan yang maha kuasa," katanya.
Demokrasi di Indonesia, menurutnya, jauh dari nilai-nilai dasar Pancasila yang merupakan menjadi dasar negara ini. "Bukannya Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi keuangan yang maha kuasa," katanya.
Sumber : Republika 

Setuju banget sama artikelnya kang
BalasHapusthanks
lebih baik, semua kabinet SBY di reshuffle ato partai demokrat mundur, diganti dgan partai baru yang lebih jujur dn bebas korupsi...
BalasHapuswahh artikel yang sangat bagus nich gan..
BalasHapussaya suka nich dengan artikel ini..
Setuju banget nh ..
BalasHapusHarus cari pemimpin yg benar2 memikirkan rakyat2 kecil ..
betul gan saya setuju
BalasHapus