Amerika adalah benua  yang terletak di antara dua samudera, yaitu samudera Pasifik di  sebelah barat dan samudera Atlantik di sebelah timur. Benua Amerika,  sebelum kedatangan bangsa Barat, telah dihuni oleh suku-suku Indian yang  diperkirakan berasal dari Asia. Ada banyak versi tentang asal usul  bangsa Indian di Amerika, misalnya:
a.  Muhammad Yamin dalam  bukunya “Sejarah Amerika” mengatakan bahwa bangsa Indian  berasal dari Asia, masuk ke Amerika dalam 3 gelombang pada zaman  neolithikum. Gelombang pertama adalah perpindahan orang Mongol dari Asia  Timur Laut menuju Amerika Utara dengan melalu Selat Bering, kurang  lebih 13.000 tahun yang lalu. Gelombang kedua yaitu bangsa Austronesia  dari barat ke timur melalui lautan Pasifik dan sampai di Amerika  Selatan. Gelombang ketiga perpindahan pelaut Austronesia menurut arus  laut yang bergerak dari New Zealand dan Asia Timur bergerak menuju  Amerika Selatan. Perpaduan antara bangsa Mongol dan Austronesia  melahirkan bangsa Indian di Amerika.
b.  Menurut versi lain,  kurang lebih 20.000 sampai 50.000 tahun yang lalu bangsa  Amurian dari Siberia di Rusia menyebrang melalui selat Bering ke benua  Amerika.kemudian disusul oleh bangsa Mongol awal abad ke-1 masehi, dari  percampuran kedua bangsa tersebut, lahirlah bengsa Indian Amerika  (Amerind) yang menyebar diseluruh benua Amerika dari utara ke selatan,  mereka hidup dari berburu, menagkap ikan, mengumpulkan makanan dan  buah-buahan liar.
Bangsa Indian yang  berkembang di Amerika terdiri dari berbagai suku bangsa. Diantara  suku-suku bangsa Indian itu, ada yang mengenal peradaban dan kebudayaan  tinggi, seperti Suku Maya dan Aztek di Meksiko dan suku Inca di Peru. 
a.  Kebudayaan  Aztec
Suku bangsa Nahua,  yang terakhir tiba di tanah tinggi Meksiko, mewarisi rumpun budaya yang  luas di daerah tersebut. Salah satu diantara suku itu adalah  Mexica-Aztec atau Aztec. Pada mulanya bangsa Aztec merupakan suku yang  pertama kali berjuang di daerah pinggiran wilayah tersebut. Selama  pengembaraan mereka sebagai kelompok luar-garis, bangsa Aztec  kadang-kadang mengalami kemerosotan sampai berpakaian dedaunan dan makan  serangga. Pada sekitar tahun 1325 Masehi bangsa Aztec sampai ditempat  yang sekarang menjadi kota Meksiko. Waktu itu tempat tersebut merupakan  gususan danau paya dan pulau kecil. 
Di sebuah pulau di  danau Tecoco, bangsa Aztec memperoleh semacam wangsit karena telah  meihat seekor elang dengan seekor ular dimulutnya, yang sedang  bertengger pada pada sebatang kaktus. Karena menganggap hal  tersebut sbeagi pertanda gaib, para pendeta mengikrarkan bahwa pulau  tersebut telah dipilih untuk bangsa Aztec oleh dewa-dewa mereka.  Distulah mereka membangun kota Tenochtitlan. Mereka memperluas kota  tersebut dengan membuat rakit-rakit yang terbuat dari anyaman ranting  dan rotan yang uruk tanah dan tanaman. Di daerah danau ini mereka  mengembangkan pertanian yang bersifat primitif. Kota Tenocthitlan yang  didirikan oleh bangsa Aztec kemudian berkembang menjadi pusat kegiatan  ritual. Bangunan pemujaan berbentuk piramid banyak didirikan. 
Bangsa Aztec adalah  bangsa yang gemar berperang, bagi mereka perang merupakan bagian dari  budaya sendiri dan bagian dari sistem kepercayaan. Bangsa Aztec  menyembah banyak dewa atau politheisme. Mereka menyembah dewa matahari  yaitu Huitzilochti. Mereka mempercayai bahwa matahari adalah sumber  kehidupan dan harus terus dipelihara, agar terus beredar pada orbitnya  dan berputar terbit dan tenggelam. Untuk itu diperlukan pelumas yang  murni yaitu darah manusia. Mereka meyakini bahwa pengorbanan manusia  merupakan tugas suci dan wajib dilakukan agar dewa matahari tetap  memberikan kemakmuran bagi manusia. Upacara pengorbanan dilakukan diatas  altar dipuncak piramid dengan cara mengambil jantung korban  untuk pendeta. Upacara pengorbanan manusia juga dilakukan secara masal  dengan cara membunuh banyak orang.
Ada tiga hipotesis  yang dilakukan oleh para Antropolog mengenai alasan  pengorbanan manusia disamping alasan untuk pengorbanan dewa, yaitu :
1.  Pengorbanan dilakukan  untuk mengurangi jumlah penduduk, terutama sejak jumlah tawanan perang  meningkat dengan pesat dibandingkan dengan jumlah kelahiran.
2.  Untuk memberikan  kepada rakyat mayat-mayat yang dikorbankan sebagai sumber protein dan  vitamin. Hipotesis ini snagat lemah, karena bangsa Aztec menghasilkan  jagung, kacang, serta memlihara anjing, ayam dan kalkun.
3.  Pendapat yang lebih  rasional adalah untuk menakut-nakuti para pembangkang dan pemberontak,  agar mereka tidak melakukan perlawanan terhadap penguasa raja. Para  tawanan perang banyak dijadikan korban dan jumlah besar untuk dewa  matahari, orang-orang yang berslah juga yang bersalah juga jadi sasaran  untuk jadi korban seperti jenderal yang salah dalam memimpin perang,  para koruptor, hakim yang keliru membuat keputusan, serta pejabat negara  yang berbuat salah, termasuk orang yang memasuki daerah terlarang  istana raja.
Dalam buku Negara dan  Bangsa (1990:208), disebutkan bahwa Huzlopochtli, khususnya, demikian  rakus sehingga pada upacara istimewa ribuan manusia dikorbankan sebagai  sesaji untuknya dalam waktu satu hari saja. Monte Zuma II pernah  mengorbankan 5100 orang korban dalam satu upacara peringatan tahtanya.  Pada waktu Ahuitzolt yang berkuasa pada abad ke-15, paling tidak 20.000  jiwa manusia dijadikan korban dalam upacara. Calon korban digiring ke  puncak piramid tempat pendeta saling berebut bagian mereka masing-masing  dan memotong jantung si korban dengan pisau batu gelas, lalu  memprsembahkannya hangat-hangat dan masih berlumur darah ke batu altar  sang dewa. Untuk sesaji yang sedemikian massalnya itu, bangsa Aztec  tidak dapat mengandalkan sukarelawan dan oleh sebab itu mereka sering  mengirim rombongan pejuang ke wilayah sekutunya untuk menangkapi  calon-calon korban.
Pada puncak kejayaan  kekuasaan Aztec, Tenochittlan merupakan pusat upacara berdarah yang  semakin menjadi-menjadi. Berbagai jamuan sakramental dan ritus-ritus  lainnya, menciptakan suatu kehidupan yang dibayang-bayangi oleh lambang  kematian. Bagi bangsa Aztec, darah manusia merupakan bagian  upacara untuk mencegah kehancuran dunia, yang menurut mereka ditandai  oleh lenyapnya matahari. Upacara kurban bagi bangsa Aztec bukanlah hal  yang mengerikan, begitu pula bagi calon korban. Menurut kepercayaan  mereka, kematian ditangan para pendeta merupakan suatu kehormatan.  Korban itu dipersembahkan kepada dewa-dewa dengan cara membelah dada dan  mengambil hatinya, agar tidak marah dan lapar dan mendatangkan bencana  alam. Kepercayaan ini mempengaruhi pendangan orang Aztec. Sejak masa  kanak-kanak mereka telah dilatih untuk siap dijadikan kurban ritual bila  mereka tertewan dalam peperangan. Mati sebagai kurban upacara bagi  mereka berarti ikut menyumbangkan hati dan darah untuk dipersembahkan  kepada dewa matahari, dan dengan demikian ikut memperkuat matahari dalam  peperangan sehari-hari melawan gelap (malam) sehingga mereka menjadi  bagian penting dari matahari.
Bangsa Aztec  memiliki seni bangun atau arsitektur yang amat tinggi. Ketika bangsa  Spanyol datang ke kota Tenocl (Mexico City) mereka menyaksikan kemajuan  bangsa ini. Di sini terdapat bangunan-bangunan seperti aquadec atau  bangunan lain, tempat jalan raya menuju kota, jalan-jalan lebar, serta  kanal yang melewati kota serta jembatan diatasnya. Bangunan-bangunan  tersebut menggunakan teknologi tinggi menurut jamannya. Di pusat kota  dibangun kuil-kuil besar sebagai persembahan kepada dewa matahari.  Tinggi bangunan tersebut 30 meter, terdiri atas tiga tingkat, yang  masing-masing tingkat memiliki 120 anak tangga. Di bangunnya jalan-jalan  dan kanal-kanal yang lebar adalah untuk memudahkan lalu lintas orang  dan barang dagangan. Dalam kegitan perdagangan tersebut mereka  memperjualbelikan bebek, ayam, kalkun, kelinci, dan rusa.
Arsitektur bangsa  Aztec tergolong sederhana, lebih mementingkan fungsi daripada keindahan  lahiriah. Di pegunungan, rumah orang Aztec terbuat dari batu bata yang  dijemur, mirip batako yang kita kenal di Indonesia. Di dataran rendah,  rumah mereka berdinding ranting-ranting atau batang padi yang diplester  dengan tanah liat dan beratapkan alang-alang. Sebagi tambahan pada  tempat tinggal utama, umumnya mereka mempunyai bangunan lain seperti  tempat penyimpanan dan tempat seluruh keluarga mandi uap. Orang Aztec  yang kaya memiliki rumah dari batako atau batu yang dibangun  mengelilingi suatu Patio, yaitu ruang luas yang terbuka di tengah rumah.  
Kuil Aztec dan  bangunan lain dengan dekorasi patung merupkan salah satu karya terindah  di Amerika. Tetapi hanya sedikit peninggalan karya arsitektur Aztec yang  masih dapat ditemukan. Orang Spanyol, yang beragama kristen, telah  memusnahkan kuil-kuil dan segala peninggalan keagamaan orang  Aztec. Mereka bahkan telah menghancurkan kota lama Tenochitlan. 
Hasil pertanian yang  diolah di ladang-ladang pertanian adalah alpukat, kacang merah dan  jagung, mereka juga membuat kerajinan dari emas dan perak untuk  perhiasan. Dari kegiatan dagang dan jenis barang dagangannya yang  diperjualbelikan dan sarana penunjang yang dibangunnya para ahli  menyimpulkan bahawa bangsa Aztec memiliki tingkat kebudayaan dan  peradaban yang tinggi. Peradaban ini runtuh karena penaklukan oleh  bangsa Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez pada tahun 1521.
b.  Kebudayaan  Maya 
Suku Maya mendiami daerah Meksiko Selatan dan bagian-bagian Amerika Tengah lainnya. Pusat
kebudayaannya terdapat di Semenanjung Yukatan. Kota paling awal berdirinya diperkirakan pada abad ke-3 di
hutan Guatemala yang lebat dan yang terakhir diperkirakan dibangun pada abad ke-10 dan abad ke-11 pada
sebuah dataran di Yukatan bagian Utara. Kota-kota ini merupakan peninggalan orang-orang Maya yang
memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dengan catatan arsitektur paling beraneka ragam dan paling maju.
Kebudayaan suku Maya ini berkembang dari abad ke-1 S M sampai mulainya penggalan Masehi.
Kebudayaan Maya berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam jagung, merica dan buah-buahan.
Mereka memelihara kalkun dan anjing serta menangkap ikan di sepanjang pantai. Mereka juga memintal kapas
dan menjualnya ke tempat lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Maya melakukan
kegiatan perdagangan selain bertani. Mereka membawa barang dagangannya langsung pada pembeli yang
jaraknya sangat jauh di Amerika Tengah.
Organisasi sosial yang dmiliki oleh suku bangsa Maya ini ditandai dengan berkuasanya golongan elit yang kaya,
yang juga melakukan perdagangan, golongan elit juga berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam
kepercayaan mereka. Mereka juga termasuk golongan terdidik yang mempunyai hak istimewa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar golongan itu, ada para petani dan budak yang memiliki oleh golongan
lain. Bangsa Maya telah memiliki sistem tulisan yang mirip dengan Hierogliyph. Tulisan ini digunakan untuk
mencatat peristiwa penting. Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi pula sebagai sejarah pencatatkelahiran,
perkawinan, dan kematian raja-raja Maya.
Dengan berkembangnya tulisan, ilmu pengetahuan pun berkembang, bangsa ini telah mengenal kalender dengan
tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya berjumlah 20 hari, dan ada yang satu bulan berjumlah 5 hari.
Sehingga pertahun ada 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika. Selain itu, astronomi ialah
salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Bangsa Maya kuno membangun sebuah monumen dan mendirikan kota batu megah untuk para dewa.
Sedikitnya ada 80 situs penting peninggalan orang-orang Maya bertebaran di Amerika Tengah. Beberapa situs
kuil bertinggi lebih dari 60 meter.
Kebudayaan Maya berkembang dengan subur terutama di Guatemala dan Yukatan. Walau demikian,
kebudayaan itu dipengaruhi kuatnya kebudayaan Teotihuakan dari Meksiko bagian tengah. Sebagai salah satu
kota terbesar di dunia, kota Teotihuakan pada masa puncaknya dihuni oleh sekitar 100.000 penduduk yang
tinggal di dalam Adobe atau rumah-rumah dari bata mentah dan memuja dewa di piramid besar dari batu yang
sampai kini masih banyak ditemukan di dekat kota Meksiko. Dari abad ke-4 sampai abad ke-8 pengaruhnya
menyebar di Amerika Tengah. Para arsitek serta tukang mencontoh pola bangunan dan pola hiasannya. Bahkan
setelah Toetihuakan jatuh ke tangan orang-orang yang belum beradab pada tahun 700, wibawanya masih tetap
hidup.
Sebagian besar bangunan yang berjumlah lebih dari 200 di Kaminaluyu sebagai tempat peninggalan purbakala
suku bangsa Maya di pinggir batar daya kota Guatemala yang dibangun pada masa itu. Yang terbesar di
antaranya adalah batu berbentuk piramid yang tingginya lebih dari 26 meter dengan dua ruang makam di
dalamnya. Tubuh raja diletakkan di atas panggung kayu di pusat salah satu ruang makam. Mayat ini dikitari
tubuh-tubuh lain yang diduga jenazah orang-orang yang dikurbankan untuk mengawal rajanya menempuh
perjalanan ke dunia lain. Di dalam ruangan ini juga ditemukan hiasan dari batu-batu berharga, tulang dan kulit
kerang, serta berang pecah belah yang menunjukan kekayaan kebudayaan tersebut.
Reruntuhan Uaxactun adalah peninggalan di daerah Maya bagian tengah yang umurnya lebih muda. Salah satu
bangunan yang berupa pelataran bekas kaki kuil berbentuk piramid bertangga terpancang dengan tampak muka
berhias. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 250 Masehi. Peninggalan semacam ini ditemukan ini juga di daerah
Maya bagian utara.
Pada jaman Klasik, tahun 300-500, kebudayaan suku bangsa Maya di daerah tengah mengalami puncak
kejayaan. Arsitekturnya berkembang dengan adanya peningkatan mutu bangunan. Salah satu cirinya adalah
dikembangkannya bangunan batu yang sebagian besar merupakan bangunan suci seperti kuil atau biara. Kuil di
Tikal yang tingginya mencapai sekitar 888 meter adalah kuil tertinggi. Biara dalam kebudayaan Maya kadang-
kadang mencakup area yang sangat luas sehingga menyerupai kota, lebih cocok disebut tempat pusat upacara
keagamaan dilangsungkan. Namun antara tahun 800 sampai 950, pusat kegamaan tersebut satu-persatu
dilupakan dan ditinggalkan orang. Bangsa Maya mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Hernando
Cortez pada tahun 1521.
Suku Maya mendiami daerah Meksiko Selatan dan bagian-bagian Amerika Tengah lainnya. Pusat
kebudayaannya terdapat di Semenanjung Yukatan. Kota paling awal berdirinya diperkirakan pada abad ke-3 di
hutan Guatemala yang lebat dan yang terakhir diperkirakan dibangun pada abad ke-10 dan abad ke-11 pada
sebuah dataran di Yukatan bagian Utara. Kota-kota ini merupakan peninggalan orang-orang Maya yang
memiliki tingkat kebudayaan yang tinggi dengan catatan arsitektur paling beraneka ragam dan paling maju.
Kebudayaan suku Maya ini berkembang dari abad ke-1 S M sampai mulainya penggalan Masehi.
Kebudayaan Maya berpusat pada kehidupan agraris. Mereka menanam jagung, merica dan buah-buahan.
Mereka memelihara kalkun dan anjing serta menangkap ikan di sepanjang pantai. Mereka juga memintal kapas
dan menjualnya ke tempat lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa orang-orang Maya melakukan
kegiatan perdagangan selain bertani. Mereka membawa barang dagangannya langsung pada pembeli yang
jaraknya sangat jauh di Amerika Tengah.
Organisasi sosial yang dmiliki oleh suku bangsa Maya ini ditandai dengan berkuasanya golongan elit yang kaya,
yang juga melakukan perdagangan, golongan elit juga berfungsi sebagai pemimpin upacara ritual dalam
kepercayaan mereka. Mereka juga termasuk golongan terdidik yang mempunyai hak istimewa untuk
mempelajari ilmu pengetahuan. Di luar golongan itu, ada para petani dan budak yang memiliki oleh golongan
lain. Bangsa Maya telah memiliki sistem tulisan yang mirip dengan Hierogliyph. Tulisan ini digunakan untuk
mencatat peristiwa penting. Tulisan yang mereka kembangkan berfungsi pula sebagai sejarah pencatatkelahiran,
perkawinan, dan kematian raja-raja Maya.
Dengan berkembangnya tulisan, ilmu pengetahuan pun berkembang, bangsa ini telah mengenal kalender dengan
tahunnya berjumlah 18 bulan yang tiap bulannya berjumlah 20 hari, dan ada yang satu bulan berjumlah 5 hari.
Sehingga pertahun ada 365 hari. Mereka juga telah mengembangkan matematika. Selain itu, astronomi ialah
salah satu ilmu yang mereka kembangkan.
Bangsa Maya kuno membangun sebuah monumen dan mendirikan kota batu megah untuk para dewa.
Sedikitnya ada 80 situs penting peninggalan orang-orang Maya bertebaran di Amerika Tengah. Beberapa situs
kuil bertinggi lebih dari 60 meter.
Kebudayaan Maya berkembang dengan subur terutama di Guatemala dan Yukatan. Walau demikian,
kebudayaan itu dipengaruhi kuatnya kebudayaan Teotihuakan dari Meksiko bagian tengah. Sebagai salah satu
kota terbesar di dunia, kota Teotihuakan pada masa puncaknya dihuni oleh sekitar 100.000 penduduk yang
tinggal di dalam Adobe atau rumah-rumah dari bata mentah dan memuja dewa di piramid besar dari batu yang
sampai kini masih banyak ditemukan di dekat kota Meksiko. Dari abad ke-4 sampai abad ke-8 pengaruhnya
menyebar di Amerika Tengah. Para arsitek serta tukang mencontoh pola bangunan dan pola hiasannya. Bahkan
setelah Toetihuakan jatuh ke tangan orang-orang yang belum beradab pada tahun 700, wibawanya masih tetap
hidup.
Sebagian besar bangunan yang berjumlah lebih dari 200 di Kaminaluyu sebagai tempat peninggalan purbakala
suku bangsa Maya di pinggir batar daya kota Guatemala yang dibangun pada masa itu. Yang terbesar di
antaranya adalah batu berbentuk piramid yang tingginya lebih dari 26 meter dengan dua ruang makam di
dalamnya. Tubuh raja diletakkan di atas panggung kayu di pusat salah satu ruang makam. Mayat ini dikitari
tubuh-tubuh lain yang diduga jenazah orang-orang yang dikurbankan untuk mengawal rajanya menempuh
perjalanan ke dunia lain. Di dalam ruangan ini juga ditemukan hiasan dari batu-batu berharga, tulang dan kulit
kerang, serta berang pecah belah yang menunjukan kekayaan kebudayaan tersebut.
Reruntuhan Uaxactun adalah peninggalan di daerah Maya bagian tengah yang umurnya lebih muda. Salah satu
bangunan yang berupa pelataran bekas kaki kuil berbentuk piramid bertangga terpancang dengan tampak muka
berhias. Bangunan ini didirikan sekitar tahun 250 Masehi. Peninggalan semacam ini ditemukan ini juga di daerah
Maya bagian utara.
Pada jaman Klasik, tahun 300-500, kebudayaan suku bangsa Maya di daerah tengah mengalami puncak
kejayaan. Arsitekturnya berkembang dengan adanya peningkatan mutu bangunan. Salah satu cirinya adalah
dikembangkannya bangunan batu yang sebagian besar merupakan bangunan suci seperti kuil atau biara. Kuil di
Tikal yang tingginya mencapai sekitar 888 meter adalah kuil tertinggi. Biara dalam kebudayaan Maya kadang-
kadang mencakup area yang sangat luas sehingga menyerupai kota, lebih cocok disebut tempat pusat upacara
keagamaan dilangsungkan. Namun antara tahun 800 sampai 950, pusat kegamaan tersebut satu-persatu
dilupakan dan ditinggalkan orang. Bangsa Maya mengalami keruntuhan karena penaklukan pasukan Hernando
Cortez pada tahun 1521.
c.  Kebudayaan  Inca
Inca merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut legenda, asal-usul
suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah
tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak
penaklukan oleh kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan
menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu wilayah kekuasaan besar dan luas
yang membentang dari Quito di Utara sampai Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah
kekuasaannya Tabuantisuyu, artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh
wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang dibagi menjadi lebih dari 80
propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan seorang pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru. Bukti-bukti
arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari fase Killke (1200-1380), ditemukan di
daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di
daerah tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu wilayah yang kecil saja.
Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki watak militer sehingga perluasan wilayah
Imperium dilakukan dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah
tahun 1438 – 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya.
Selama pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan
manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan., Argebtina barat laut, dan Chile.
Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah
meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan Attahualpa.
Bangsa Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak tahun 600–1000 Masehi,
bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan
banjir. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak
ditanam oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan kentang. Hasil pertanian ini
digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi
dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang terbuat dari
jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional dipaksanakan oleh raja kepada
penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah
Tahuanntinsuyu.
Bangsa Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau paling bawah dari organisasi
masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki.
Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut saya.
Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah administratif (waman). Kekuasaan
tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa
matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa
Matahari). Di bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4
wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
Bangsa Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu pengetahuan yang
berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam
bidang Matematika dan Astronomi bangsa Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni bangun. Seperti dalam
pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar.
Kemajuan bidang seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang
sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian
mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan
genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya
dalam masyarakat Inca dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari
itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang sedang memerintah dipandang
sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara
pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec.
Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan pemujaan terhadap roh para leluhurnya.
Pemujaan itu dilakukan dengan suatu upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi
dalam bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman Manko Kapak (Inca
yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah yang megah, seperti istana, sekakan-akan
mereka masih hidup secara bergantian dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang
kurang penting, para bangsawan tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan namun kerajaan
Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari pemerintah dan berada di bawah
pemerintahan.
Inca merupakan sebuah kelompok klan yang mula-mula mendiami daerah Peru. Menurut legenda, asal-usul
suku bangsa Inca berawal dari sekelompok anak dewa matahari, yang berasal dari sebuah gua di sebelah
tenggara kota Cuzco. Bangsa Inca telah mendiami daerah Cuzco sejak kira-kira tahun 1200. tetapi sejak
penaklukan oleh kekuasaan Panchacuti dalam tahun 1438, bangsa Inca mulai memperluas wilayahnya dengan
menaklukan daerah-daerah sekitarnya. Akhirnya mereka membentuk suatu wilayah kekuasaan besar dan luas
yang membentang dari Quito di Utara sampai Chile bagian tengah. Bahasa Inca menyebut wilayah
kekuasaannya Tabuantisuyu, artinya daerah yang meliputi empat wilayah. Nama itu menunjukan bahwa seluruh
wilayah kekuasaan bangsa Inca terbagi menjadi menjadi empat geografis, yang dibagi menjadi lebih dari 80
propinsi. Penguasa tertinggi berada di tangan seorang pemimpin yang dianggap sebagai wakil dewa matahari.
Kebudayaan Inca berkembang di sepanjang belahan barat Amerika Serikat terutama Peru. Bukti-bukti
arkeologis mengenai keberadaan kebudayaan Inca, yang berasal dari fase Killke (1200-1380), ditemukan di
daerah sekitar Cuzco di dataran tinggi Peru bagian selatan. Berdasarkan hasil evakuasi terhadap sistus-situs di
daerah tersebut diperoleh gambaran bahwa Inca ketika itu hanyalah merupakan suatu wilayah yang kecil saja.
Seperti halnya suku bangsa lainnya Amerika, bangsa Inca memiliki watak militer sehingga perluasan wilayah
Imperium dilakukan dengan cara peperangan. Sejak kekuasaan dipegang oleh Pachacuti yang memerintah
tahun 1438 – 1471, Inca memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukan daerah-daerah sekitarnya.
Selama pemerintahan Topa Inca sebagai pengganti Pachacuti, wilayah kekuasaan Inca diperluas dengan
manklukan daerah-daerah Pantai Peru bagian selatan, Bolivia Selatan., Argebtina barat laut, dan Chile.
Pengganti Topa Inca adalah Huayna Capac yang memerintah dari tahun 1493 sampai tahun 1525 M. setelah
meniggalnya Huayna Capac, terjadi perebutan kekuasaan antara Huascar dan Attahualpa.
Bangsa Inca memiliki mata pencaharian dari kehidupan agraris atau pertanian. Sejak tahun 600–1000 Masehi,
bangsa Inca telah berkembang dalam bidang pertanian. Mereka membuat sistem terasering untuk menahan
banjir. Untuk mengolah tanah, mereka menggunakan bajak yang terbuat dari perunggu. Tanaman yang bayak
ditanam oleh masyarakat Inca adalah kacang-kacangan, jagung, merica, tomat, dan kentang. Hasil pertanian ini
digunakan untuk mmenuhi konsumsi petani, juga untuk makan tentara dalam jumlah besar, golongan birokrasi
dan ribuan buruh pabrik. Minuman khas dari bangsa Inca adalah Chica yaitu semacam bir yang terbuat dari
jagung.
Bangsa Inca adalah bangsa yang bersifat nasional. Penggunaan bahasa nasional dipaksanakan oleh raja kepada
penduduknya. Pada masa Topa Inca, bahasa Quechua ditetapkan sebagai lingua franca di seluruh wilayah
Tahuanntinsuyu.
Bangsa Inca memiliki organisasi masyarakat yang teratur. Sebagai unit dasar atau paling bawah dari organisasi
masyarakat Inca adalah ayllu, yaitu keluarga yang bersifat endogama berdasar garis keturunan laki-laki.
Kelompok ayllu yang bersal dari satu wilayah kemudian membentuk kelompok lebih besar yang disebut saya.
Tiap-tiap wilayah (propinsi) biasanya terdiri atas dua atau tiga wilayah administratif (waman). Kekuasaan
tertinggi pemerintah Inca terdiri ada ditangan seorang kaisar yang menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa
matahari Inti. Oleh karena itu gelar yang dipakai penguasai Inca dalah Intip Cori (yang bererti Putra Dewa
Matahari). Di bawahnya adalah pejabat yang disebut apo sebagai penguasa tiap-tiap wilayah bagian (4
wilayah). Di bawah apo ada tokrikoq yang menjadi penguasa tiap propinsi.
Bangsa Inca memiliki ilmu pengetahuan yang maju dan berkembang. Walaupun ilmu pengetahuan yang
berkembang di Inca tidak dapat mengungguli perkembangan ilmu pengatahuan di Aztec dan Maya. Dalam
bidang Matematika dan Astronomi bangsa Inca tidak dapat mengungguli kemajuan di Aztec dan Maya.
Bangsa Inca memiliki perkembangan yang pesat dalam bidang kesenian, terutama seni bangun. Seperti dalam
pembuatan tekstil dan keramik, pembangunan benteng-benteng pertahanan, dan jalan-jalan raya yang lebar.
Kemajuan bidang seni ini tidak dapat dipisahkan dari kemmapuan pemerintah mengatur masyarakat.
Dalam bidang sosial, raja sangat menarruh perhatian dalam hal perkawinan. Laki-laki atau perempuan yang
sudah dewasa dan belum memiliki pasangan diplilihkan orang lain lain sebagai pendampingnya. Kemudian
mereka dikawinkan dalam upacara umum.
Dalam bidang religi, bangsa Inca mempercayai dewa matahari. Raja-raja mereka dipercaya memiliki hubungan
genealogis atau asal-usul keturunan dengan dewa matahari. Dewa matahari ternyata sangat besar pengaruhnya
dalam masyarakat Inca dan bahkan pada masyarakat Inca terdapat suatu kepercayaan bahwa dewa Matahari
itulah yang menurunkan keluarga raja Inca. Oleh karena itu, setiap raja yang sedang memerintah dipandang
sama dengan dewa matahari. Tidak diketahui dengan pasti, apakah bangsa Inca juga melakukan upacara
pengorbanan manusia seperti bangsa Aztec.
Di samping memuja dewa matahari, masyarakat Inca juga melakukan pemujaan terhadap roh para leluhurnya.
Pemujaan itu dilakukan dengan suatu upacara yang luar biasa besarnya. Di Kuzko mereka menyimpan mummi
dalam bungkusan kain, konon mummi itu adalah para Raja yang memerintah pada zaman Manko Kapak (Inca
yang pertama). Mummi tersebut ditempatkan pada sebuah rumah yang megah, seperti istana, sekakan-akan
mereka masih hidup secara bergantian dikeluarkan untuk menyaksikan upacara. Anggota keluarga raja yang
kurang penting, para bangsawan tinggi dan rakyat yang mampu mengawetkan jenazah keluarganya.
Kepercayaan terhadap dewa di Inca tidak memainkan peranan yang meliputi seluruh kehidupan namun kerajaan
Inca mempunyai lembaga agama yang mantap sebagai bagian dari pemerintah dan berada di bawah
pemerintahan.
Perkembangan kebudayaan Inca yang begitu tinggi ini  akhirnya mengalami kehancuran. Bangsa Inca mengalami keruntuhan karena  penaklukan pasukan Francisco Pizzaro tahun 1533. 
Sumber : Mahardika



Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!