Pada 2007, di dalam Goa Zhiren, China selatan, ditemukan fosil gigi  geraham dan rahang bawah. Melihat ciri-ciri fisiknya, gigi dan rahang  itu milik manusia modern yang berusia kira-kira 100.000 tahun. Ini  mengejutkan karena manusia modern awal diyakini baru ”lahir” di Asia  timur 40.000 tahun lalu.
Temuan tim peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and  Paleoanthropology di Beijing, China, yang dipublikasikan Proceedings of  the National Academy of Sciences, 25 Oktober lalu, memanaskan perdebatan  tentang hubungan manusia modern (Homo sapiens) dengan Neanderthal (Homo  neanderthalensis). Bahkan, bisa jadi mengubah teori dan asal usul  manusia modern, khususnya di daratan Eurasia. Teori mengenai pola dan  periode waktu migrasi nenek moyang kita dari Afrika ke kawasan lain di  dunia pun barangkali harus diperbarui.
Fosil rahang bawah menjadi titik penentu ciri-ciri fisik manusia  modern karena menurut tim peneliti yang terdiri dari Wu Liu (Chinese  Academy of Sciences), Erik Trinkaus (Washington University di St Louis),  dan R Lawrence Edwards (University of Minnesota di Minneapolis) bagian  dagu yang menonjol dan lebih rendah selama ini yang menjadi patokan ciri  khas manusia modern.
Fosil bagian tubuh ”manusia Goa Zhiren” yang menjadi bukti paling tua  mengenai keberadaan manusia modern di Asia Timur itu cukup unik.  Pasalnya, ada percampuran ciri khas fisik manusia purba (Neanderthal)  dengan manusia modern pada diri manusia Goa Zhiren. Bentuk fisik ini  berbeda dari manusia modern awal yang ditemukan di Afrika Timur dan Asia  bagian barat daya. ”Ini bukti manusia modern tertua yang ada di luar  Afrika,” kata Trinkaus, antropolog sekaligus ahli Neanderthal.
Dari fosil yang ditemukan akhirnya sekarang kita tahu bahwa manusia  modern pernah hidup berdampingan pada suatu masa dengan saudara terdekat  kita, Neanderthal dan spesies manusia lain yang mirip Neanderthal, di  Asia. Jangan-jangan juga, kata Trinkaus, manusia Goa Zhiren, termasuk  kelompok manusia modern yang tidak sekadar migrasi dari Afrika timur,  tetapi sempat bertemu dan terjadi persilangan dengan manusia purba. Atau  bisa jadi juga manusia Goa Zhiren ini sudah ada di Asia sebelum manusia  modern Afrika masuk ke Asia lalu kawin dengan spesies manusia lain  selama 50.000-60.000 tahun.
Migrasi
Manusia modern migrasi keluar Afrika sekitar 60.000 tahun yang lalu  dan menyebar ke segala penjuru terutama ke Eurasia. Ketika manusia  modern ”merajalela”, spesies manusia lain seperti Homo erectus dan  manusia purba kian tersingkir. Begitu kira-kira teori populer yang kita  ketahui berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan selama ini. ”Luas  jelajahnya ternyata sampai ke Asia Timur. Dulu kita hanya tahu sampai  Eropa dan Asia Barat,” kata Trinkaus.
Analisis mengenai manusia Goa Zhiren ini akan mengubah total  kronologi migrasi manusia. Bahkan, yang lebih menarik lagi ada dugaan  manusia modern tiba di China jauh sebelum manusia Goa Zhiren bertingkah  laku seperti manusia. Pasalnya, bukti-bukti perilaku dan hasil karya  manusia seperti lukisan dan perhiasan manik-manik baru ditemukan di  China sekitar 30.000 tahun lalu.
Apa pun perdebatan yang terjadi, para peneliti di China semakin  meyakini teori ”perkawinan” manusia modern dan purba di China. Bahkan  selama ini juga berkembang teori nenek moyang manusia di China  sebenarnya spesies yang berbeda yang dikenal dengan nama Homo Pekinensis  dan bukan manusia modern yang datang dari Afrika. Nenek moyang bangsa  China yang kawin dan hidup berdampingan dengan Neanderthal hingga ke  kawasan Eurasia bagian utara dan barat itulah yang melahirkan spesies  manusia baru campuran modern dan purba.
Namun, Trinkaus mengaku tidak tahu apa yang kemudian terjadi pada  Neanderthal Asia atau motivasi manusia modern berpindah ke Asia timur  setelah selama lebih dari 50.000 tahun hidup di Afrika dan Asia selatan.
Tak cukup
Temuan terbaru fosil gigi dan rahang itu, menurut Fred Smith dari  Departemen Sosiologi dan Antropologi di Illinois State University, pasti  menuai kontroversi. Apalagi, bukti yang ditemukan hanya sebagian kecil  dari bagian tubuh manusia. Meski kecil, Smith mengakui tetap saja  penting bagi dunia paleoantropologi. Untuk memperkuat dugaan, tim  peneliti harus mencari lebih banyak bukti fosil manusia modern di China  selatan. ”Mudah-mudahan bisa ditemukan lebih banyak bukti sehingga bisa  melengkapi sejarah lengkap perjalanan manusia modern di dunia,” ujarnya.
Garis silsilah manusia biasanya menjadi semakin njelimet setiap kali  ditemukan fosil baru. Yang jelas kini kita sama-sama tahu nenek moyang  kita mulai muncul 2-3 juta tahun lalu. Manusia Homo sapiens yang pertama  diketahui keberadaannya sekitar 400.000 tahun yang lalu, sementara  manusia modern pertama di China sekitar 100.000 tahun lalu.
Teori, dugaan, atau pemahaman yang selama ini diyakini kebenarannya  adalah manusia modern ”lahir” di Afrika dan meninggalkan Afrika  50.000-100.000 tahun lalu. Sekitar 70.000 tahun lalu terjadi musim  kemarau panjang yang menyebabkan permukaan air Laut Merah surut sehingga  bisa dilewati oleh sekelompok manusia modern. Di daratan baru itu  mereka bertemu dengan imigran yang telah meninggalkan Afrika sebelum  mereka termasuk Neanderthal Eropa.
Sampai sejauh ini, bukti-bukti genetis yang sudah ditemukan masih  mendukung teori tradisional ”keluar dari Afrika”. Namun teori itu tidak  akan bertahan lama, apalagi dengan bukti fosil manusia Goa Zhiren.  Antropolog Christopher Bae dari University of Hawaii dan ahli  paleoantropologi John Hawks dari University of Wisconsin, AS, sama-sama  sepakat, manusia Goa Zhiren terbukti sebagai manusia modern pertama di  China.
Jika ditemukan lebih banyak bukti yang mendukung hasil penelitian  terbaru ini, mau tidak mau kronologi migrasi manusia harus dievaluasi.  Barangkali juga alasan utama migrasi pada waktu itu bisa diketahui lebih  jelas. Para peneliti masih penasaran motivasi manusia modern berkelana  hingga ke Asia, apakah karena gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung  berapi?
Sumber : Arkeologi


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Atas Komentar Anda !!!!!